Anak dengan spektrum autisme memiliki cara berkomunikasi yang berbeda dibandingkan anak pada umumnya. Sebagian mungkin sulit mengekspresikan diri dengan kata-kata, ada yang hanya menggunakan isyarat tubuh, bahkan ada yang lebih nyaman dengan gambar atau alat bantu komunikasi. Karena itu, orang tua maupun pendidik perlu memahami cara yang tepat agar komunikasi dengan anak autis bisa berjalan lancar dan menyenangkan.
Berikut adalah beberapa tips cara komunikasi dengan anak autis yang efektif.
1. Gunakan Bahasa yang Sederhana
Anak autis biasanya lebih mudah memahami kalimat singkat, jelas, dan langsung ke inti. Hindari penggunaan bahasa yang berbelit-belit atau terlalu abstrak.
Contoh: daripada mengatakan, “Nanti kalau sudah selesai makan, mungkin kamu bisa membereskan mainanmu,” lebih baik katakan, “Selesai makan, rapikan mainan.”
2. Sabar Menunggu Respon
Anak autis membutuhkan waktu lebih lama untuk memproses informasi. Jadi, setelah bicara, beri jeda agar mereka bisa merespons. Jangan terburu-buru mengulang atau memotong pembicaraan karena bisa membuat anak merasa tertekan.
3. Gunakan Alat Bantu Visual
Banyak anak autis lebih mudah memahami komunikasi visual dibandingkan verbal.
-
Gunakan gambar, kartu, atau simbol untuk menjelaskan aktivitas.
-
Bisa juga memakai jadwal harian bergambar agar anak tahu kegiatan yang akan dilakukan.
Dengan cara ini, anak lebih mudah mengerti dan merasa aman.
4. Perhatikan Bahasa Tubuh
Anak autis sering kali lebih peka pada ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Pastikan bahasa tubuh yang digunakan selaras dengan kata-kata. Senyum, kontak mata yang lembut, dan gerakan tangan sederhana bisa membantu pesan lebih mudah dipahami.
5. Ikuti Minat Anak
Jika anak tertarik pada hal tertentu, gunakan itu sebagai jembatan komunikasi. Misalnya, kalau anak suka mobil mainan, ajak ngobrol dengan topik mobil. Cara ini membuat anak merasa nyaman dan lebih terbuka untuk berinteraksi.
6. Hindari Tekanan Berlebihan
Memaksa anak autis untuk bicara atau merespons dengan cara tertentu justru bisa membuat mereka stres. Alih-alih memaksa, berikan pilihan komunikasi yang fleksibel, seperti menunjuk gambar, mengangguk, atau menggunakan aplikasi khusus di gadget.
7. Konsisten dalam Berkomunikasi
Anak autis belajar lebih baik melalui rutinitas dan pola yang konsisten. Gunakan kata, isyarat, atau simbol yang sama setiap kali. Misalnya, jika sudah terbiasa mengatakan “ayo makan” dengan gambar piring, gunakan itu terus agar anak mudah mengenalinya.
8. Gunakan Terapi Komunikasi
Jika memungkinkan, libatkan terapis wicara atau terapis okupasi. Mereka bisa membantu memberikan strategi komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan anak. Orang tua pun bisa belajar cara mendampingi anak di rumah agar perkembangan komunikasinya lebih cepat.
Berkomunikasi dengan anak autis membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kreativitas. Gunakan bahasa sederhana, beri waktu untuk merespons, manfaatkan alat bantu visual, dan jangan lupa ikuti minat anak agar komunikasi terasa lebih natural. Dengan pendekatan yang tepat, anak autis bisa merasa lebih dipahami dan percaya diri dalam mengekspresikan diri.
0Komentar